Tuesday, December 9, 2008

Mau ke luar negeri untuk pertama kalinya? Baca tips ini

Pergi ke luar negeri untuk pertama kalinya? Pasti nggak sabar dan agak deg-degan bukan?
Pergi ke luar negeri, baik dalam rangka liburan ataupun business trip, memang menyenangkan. Selain karena pengalaman baru yang didapat, jalan-jalan mahal ini bisa juga menjadi kebanggaan tersendiri. Jauh hari sebelum berangkat, biasanya kita sudah membayangkan tempat-tempat wisata yang akan dikunjungi dan oleh-oleh yang akan dibeli. Pastinya, digicam atau handycam tidak akan luput dibawa untuk merekam momen-momen menyenangkan di sana. Lumayan, buat di-upload di friendster atau youtube.

Liburan dan business trip pun akan berjalan mulus tanpa ada kendala komunikasi karena bahasa asing yang dikuasai. Akan tetapi, apa jadinya jika kita kurang mahir menggunakan bahasa asing tersebut? Saya yakin kebanyakan dari kita akan menggunakan bahasa Tarzan alias gestures (gerak isyarat tubuh) sebagai cara lain dalam berkomunikasi.

Gestures, tanpa disadari, ternyata berbeda-beda tiap negara. Jika tidak paham perbedaannya, bisa-bisa akan terjadi misunderstanding yang pastinya membawa dampak tidak baik bagi liburan ataupun perjalanan bisnis kita. Berikut adalah contoh-contoh gestures di beberapa negara.

Jepang
Di Jepang, simbol OK seperti di negara kita mempunyai arti 'uang'.

Filipina
Di filipina, mengangkat kedua alis diartikan sebagai ungkapan salam/sapaan, greeting. Hal ini sangat berbeda dengan anggapan orang US karena gesture seperti ini dianggap genit atau rayuan.

Italia
Di Italia, menggelitik dagu diri sendiri berarti "Go away". Jadi, bila ada orang italia yang menggelitik dagunya, berarti dia mengusir anda. Akan tetapi, gesture ini bermakna berbeda di Brazil. Orang-orang Brazil akan mengelitik dagunya sebagai ungkapan bahwa mereka tidak tahu.

Argentina
Orang-orang Argentina akan menggerakkan jari atau tangannya seperti wiper kaca mobil jika mereka tidak tahu akan suatu hal. Sedangkan di negara kita, isyarat ini dapat diartikan tidak/jangan.

Yunani
Di Yunani, gerakan tubuh yang bermakna iya adalah dengan menggelengkan kepala. Hal ini sangat kontras dengan makna yang ada di negara-negara pada umumnya. Misalnya saja, di Indonesia, menggeleng bermakna tidak, sedangkan mengangguk bermakna iya.

Berdasarkan contoh-contoh di atas, kita bisa mengambil kesimpulan bahwa pemahaman akan budaya dari negara yang akan dikunjungi pastinya sangat bermanfaat. Kita nggak mau kan ngotot-ngototan dengan para native disana gara-gara ada kesalahpahaman?
Kalau begitu, carilah informasi sebanyak-banyaknya mengenai negara yang akan dikunjungi sebelum anda berangkat kesana.

Have a nice trip..

Friday, December 5, 2008

Doa

Ujian Masuk CPNS akan segera tiba. Pengumuman lokasi ujian akan diumumkan besok sore. Apakah aku sibuk mempersiapkan diri? Tidak. Justru aku kebingungan dan gelisah dalam menghadapi test ini. Bukan karena takut gagal, tapi justru takut lolos.

Test ini sangatlah penting karena sangat menentukan karir yang baru aku bangun selama dua tahun dua bulan.
Test inilah yang akan menentukan apakah aku akan tetap menjadi Guru part timer yang sangat mobile, yang bahkan dalam sehari bisa ngajar kesana kemari di tiga kota (Bogor, Jakarta dan Depok), atau Guru pegawai negeri yang hanya mengajar di satu tempat, yang mungkin for the rest of my life.
Test inilah yang dapat menentukan apakah aku tetap akan bisa menikmati mengajar anak SD hingga mahasiswa D3 atau seumur hidup mengajar anak SMA. Ya Allah, aku bingung. Aku bingung harus berdoa seperti apa. Apakah aku ingin lulus atau gagal? Apakah aku tetap harus berusaha semaksimal mungkin atau tidak usah saja?
Aku ingin berdoa, tapi aku tidak tahu apa yang ingin aku harapkan. Apakah takdirku menjadi Guru SMA yang berstatus pegawai negeri dan mendapat pendapatan tetap atau Guru swasta yang akan menikmati memiliki pengalaman-pengalaman baru meskipun memiliki pendapatan yang tidak tetap? Jadi, dipikiranku, jadi Guru SMA tidak menyenangkan.

Aku butuh ketenangan pikiran dan tetap berdoa
"Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari memohon kepada Engkau sesuatu yang aku tiada mengetahui (hakikat) nya. Dan sekiranya Engkau tidak memberi ampun kepadaku, dan (tidak) menaruh belas kasihan kepadaku, niscaya aku akan termasuk orang-orang yang merugi"

QS. Huud: 47

Thursday, December 4, 2008

Draft Cerpen. whaddayathink?

Mantra

Angin malam yang dingin setelah hujan dengan leluasa masuk ke gerbong keretaku, yang tak berjendela dan tak berpintu di akhir minggu ke-dua bulan Oktober, membuatku harus merubah posisi tanganku yang memegang erat tas backpack-ku yang penuh dengan buku tebal keluaran Blackwell publishers. Aku mulai menyilangkan tangan di atas dada, seolah-olah hal itu akan membuatku sedikit hangat.

Lebih dari lima ratus hari aku selalu terkena angin malam pada saat perjalanan pulang dan tak pernah terusik olehnya. Lebih dari lima ratus hari aku tak menghiraukan dingin yang menerpa kemeja yang kupakai dan duduk diam, seperti hari pertama masuk sekolah pada saat aku berusia enam tahun yang dengan seksama mendengarkan penjelasan Ibu atau Bapak Guru. Hening. Aku tidak pernah bicara dengan siapapun di atas kereta usang yang terseok-seok berjalan ketika membawa ratusan manusia di dalam dan di atasnya. Tapi Aku mendengarkan dengan seksama tiupan angin yang aku dengar dengan jelas dan mencoba menerjemahkannya kedalam puisi-puisi malam yang sendu dan sentimental.

Lebih dari lima ratus hari aku berbincang dengan angin dalam bahasa udara yang bergerak lebih lambat daripada angin pada siang hari. Dan aku tidak pernah menyilangkan tangan di atas dadaku untuk mencari kehangatan. Tidak, sebelum malam ini.

Kali ini aku tidak bisa menerjemahkan desiran angin menjadi puisi indah, yang aku rasakan adalah kedinginan yang amat sangat sehingga aku berpikir angin telah mengkhianatiku, menggunakan aku sebagai gradien barometris sehingga anginnya terasa lebih cepat dan dingin. Tidak, mungkin saja aku sedang demam. Tidak, bukan itu. Sekujur tubuhku dingin bukan karena angin malam dan demam, tapi karena aku merasa sendiri.

Lamunanku tentang angin dan kesendirianku menguap seperti embun pagi yang tersisa di atas daun mawar setelah pukul tujuh pagi ketika matahari mulai merangkak naik. Buyar karena lagu “Curhat Sahabat” yang ternyata berasal dari dalam tasku. Handphoneku berbunyi. Kau menelpon.

“Aku besok ke rumah. Kita bicara”

Kereta sudah tidak penuh tapi Aku tidak bisa bernapas selama beberapa detik setelah Kau menyelesaikan kalimatmu.

“Baiklah”

Susah payah Aku mengambil napas. Sungguh memalukan, seperti pasien Asma yang ditinggal sendiri oleh keluarganya. Aku kembali mendapatkan oksigen setelah terbata-bata mengulang apa yang Kau katakan. Besok Kau akan ke rumah. Kita akan bicara.

“Kita bicara” adalah mantra. Sakral untukku seperti yang terdapat dalam cinta suci pangeran yang membangunkan putri salju dari tidur panjangnya. kekuatan mantra yang lain bahkan dapat menjadi lebih dahsyat dari badai Tornado yang tak bisa diprediksi kapan datangnya, dapat meratakan bangunan beton pencakar langit yang telah didesain oleh para ahli dari Jepang dan Jerman dalam hitungan detik. Mantra manakah yang akan kau pilih.

Besok kita akan bicara.

Aku betul-betul merasa dingin. Dingin seperti lapisan salju yang tebal di hamparan tanah Alaska dimana langitnya dipenuhi oleh Aurora, pancaran cahaya yang menyala-nyala pada lapisan ionosfer sebagai akibat adanya interaksi antara medan magnetik dengan partikel bermuatan yang dipancarkan oleh matahari. Aurora indah itu tak sebanding dengan dinginnya salju yang aku tapaki, meninggalkan jejak sejuta pertanyaan untuk esok.

Sebelum aku berhenti menapaki Alaska dalam khayalku, sebelum keretaku tiba di stasiun terakhir malam ini, ku meraba-raba jawaban untuk sejuta pertanyaan di hari esok yang bermantra.

“Aku mencintaimu.

Tapi aku telah kehilangan senyawa kimia yang membuatku tergila-gila padamu.

Aku tak tahu apa yang terjadi dengan diriku.

Aku tidak mau menyakitimu.

Aku tidak mau menyakiti diriku sendiri.

Aku tidak mau menyakiti siapapun.”

Dan Akupun telah tahu, mantra yang mana yang kau pilih.

Ujian CPNS is coming, help...

Ikut ujian CPNS? Hmm, kayaknya hampir semua orang di Indonesia pernah mengikutinya. Beberapa bulan yang lalu aku ikut ujian saringan masuk CPNS Departemen Keuangan
Aku pernah menjadi peserta yang duduk diantara puluhribuan orang yang selama dua jam mengerjakan soal-soal yang terdiri dari soal pengetahuan umum, logika (matematika/aljabar) dan bahasa yang jumlahnya sekitar ratusan. Lulus? Nggak. Well, sebetulnya aku juga nggak terlalu berharap untuk lulus-lolos?-ujian karena soal matematikanya susah, belum lagi jumlah peserta yang luar biasa banyak-dan ditampung di GELORA BUNG KARNO- sehingga persaingan pun sangat KETAT.

Aku lulus tahun 2006 dan alhamdulilah langsung diterima kerja di suatu lembaga pendidikan di Depok. Karena aku terikat kontrak, dari tahun 2006 hingga pertengahan 2008, aku fokus bekerja disana dan nggak kepikiran sama sekali untuk ikut ujian CPNS. Sampai suatu hari ibuku berkata "Vi, bentar lagi kontrak kan beres, mulai ikut tes-tes CPNS ya.."
"Iya Ma" akupun menjawab sekenanya.

Kenapa aku menjawab sekenanya? Karena aku tidak begitu tertarik untuk menjadi PNS. Tapi kalau aku bilang bahwa aku tidak berminat, mungkin aku akan dibilang orang yang sombong. Padahal belum tentu juga kerjaan aku yang sekarang akan menjamin masa depanku.

Menurutku, ada beberapa keuntungan dan kerugian menjadi PNS. Dan kerugian nya lah yang menyebabkna aku kurang berminat menjadi pelayan negeri tersebut.

Keuntungan
1. Gaji pasti
2. Kenaikan pangkat/karir pasti
3. Pasti dapet Dana Pensiun
4. Lebih santai karena tidak diawasi dengan ketat
5. Mendapat fasilitas-fasilitas yang hanya PNS miliki
6. Bisa pinjem uang ke Koperasi
7. Proses peminjaman uang ke Bank lebih mudah dibandingkan menjadi pegawai swasta (yang tidak tetap dan memiliki gaji tidak tetap)

Kerugian

Karena kurangnya pengawasan dan adanya kepastian akan karir dan gaji, hal inilah yang aku takutkan akan membuatku malas, tidak dedicated, dan akhirnya tidak berkembang secara intelektual.


Apakah aku terlalu membesar-besarkan? Apakah kita masih bisa mempertimbangkan dan mempertanyakan minat apa yang kita miliki dalam mengikuti tes-tes CPNS?
Ah, mungkin menjadi PNS tidaklah seburuk itu asalkan kita memilih bidang yang benar-benar kita sukai dan kuasai.
Masalahnya adalah, aku sudah terlanjur mendaftar untuk tes masuk CPNS guru SMA di daerahku tinggal (Kabupaten pula) atas saran orangtua. Apakah aku mau jadi Guru SMA? The truth is: NO.
Apakah sebaiknya aku ikuti saja ujian itu meskipun hati berkata tidak? (Memang sih, belum tentu juga lolos. tapi kalau lolos gimana?)

FACT: The test is going to be held on this Sunday.

Any suggestion? Help...

It's me (again)

Akhirnya, ini adalah blog yang ketiga setelah sebelumnya dua kali created a blog tapi gagal diterusin. Walah, dua? yup! Hmmm, apakah blog ini akan bertahan? I promise I will keep this 'alive' since I am in the mood to talk about a lot of things.
Thanks to McDamas and Dojimonster who keep encouraging and helping me to create blog(s).
I think I am really into this.
Let's sit and talk :-)